Pendapatan utama perusahaan cargo Jogja dari layanan distribusi antar-pulau, kontrak ekspedisi reguler, dan pengiriman charter terus menunjukkan tren positif di tengah fluktuasi industri logistik nasional. Manajemen menegaskan optimisme untuk mempertahankan volume pengiriman pada jangka pendek hingga menengah, terutama karena permintaan e-commerce dan bisnis antardaerah masih kuat menjelang musim liburan akhir tahun.
Kinerja positif tersebut didorong oleh pertumbuhan permintaan dari sektor ritel online, manufaktur, serta perdagangan antarpulau. Jaringan cargo Jogja yang menghubungkan berbagai kota di Jawa dan Kalimantan dinilai semakin efisien berkat penerapan sistem pelacakan digital serta penyesuaian tarif berbasis performa layanan. Meski beberapa segmen korporasi mengalami perlambatan karena kondisi ekonomi global, ekspedisi ini tetap menjaga momentum dengan memperluas jangkauan layanan reguler dan memperkuat rute pengiriman darat.
Manajemen mengakui bahwa kondisi ekonomi dan kenaikan biaya operasional masih menjadi tantangan, terutama untuk rute laut dan udara yang bergantung pada infrastruktur pelabuhan dan bandara. Namun, perusahaan menilai beban tersebut bisa diimbangi dengan strategi efisiensi bahan bakar, pengelolaan rute balik, serta kemitraan jangka panjang dengan klien utama. Di sisi lain, volume pengiriman harian tetap stabil berkat lonjakan permintaan logistik dari sektor barang konsumsi dan industri kreatif di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Owner PT Kafila Express, Roy, menyebut tahun ini sebagai fase konsolidasi, bukan ekspansi besar. “Kami berfokus pada keandalan layanan dan efisiensi distribusi. Dalam kondisi ekonomi yang tidak pasti, pelanggan mencari mitra logistik yang konsisten dan responsif di situlah nilai tambah cargo Jogja,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa kolaborasi dengan marketplace nasional dan penyedia layanan logistik digital memberi dampak signifikan terhadap peningkatan kecepatan distribusi dan kepuasan pelanggan.
Sebagai bagian dari strategi jangka menengah, perusahaan juga berencana memperkuat armada transportasi dan menambah kapasitas gudang di wilayah Yogyakarta Timur. Investasi ini difokuskan untuk mendukung layanan logistik berpendingin dan pengiriman cepat, yang saat ini tengah tumbuh pesat seiring meningkatnya permintaan produk farmasi dan makanan beku. Selain itu, perusahaan menargetkan perluasan pangsa pasar di sektor B2B dengan menawarkan solusi multimoda yang menggabungkan jalur darat dan laut.
Menurut manajemen, tren belanja masyarakat yang cenderung berpindah dari produk premium ke barang kebutuhan pokok membuat volume logistik tetap tangguh. “Selama masyarakat masih berbelanja, kargo akan tetap bergerak,” kata Rizal. Ia menambahkan bahwa meskipun terdapat tekanan biaya di beberapa jalur pelayaran, peningkatan efisiensi rute dan kerja sama antar-operator diharapkan dapat menjaga margin keuntungan.
Manajemen juga melakukan restrukturisasi organisasi untuk mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan utilisasi kapasitas. Penunjukan direktur baru di bidang komersial dan keuangan diharapkan membawa pendekatan yang lebih agresif terhadap peluang pasar spot dan sinergi antar perusahaan logistik nasional.
Dengan kombinasi efisiensi, digitalisasi, dan kemitraan strategis, cargo Jogja optimistis menghadapi paruh tahun mendatang dengan keyakinan bahwa sektor e-commerce dan distribusi regional akan tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan. “Kami percaya bahwa masa depan logistik di Indonesia bergantung pada kemampuan beradaptasi. Dan bagi kami, itu sudah menjadi budaya kerja,” tutup Roy.

Comments
Post a Comment